Minggu, 25 September 2011

ASKEP GLUKOMA


Tanggal masuk            : 29 Desember 2010
Tanggal pengkajian     : 29 Desember 2010
Pengkaji                      : Sri Wahyuni

1.      DATA SUBYEKTIF
a.       Identitas Pasien
Nama               : Tn.R
Umur               : 48 tahun
Agama             : Islam
Pendidikan      : SMA
Alamat            : RT 02/RW 02, Gombong
Status              : Menikah

Identitas Penanggung jawab
Nama               : Ny.S
Umur               : 40 tahun
Alamat            : RT 02/RW 02, Gombong
Hub. Dengan pasien :  Istri
b.      Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien adalah nyeri pada bagian mata kanan.
c.       Riwayat Kesehatan
1.      Riwayat Kesehatan saat ini
Paisen datang ke klinik STIKES Muhammadiyah Gombong pada tanggal 26 Desember 2010 dengan keluhan nyeri di bagian mata sebelah kanan “cenut-cenut”  pada saat kepala lebih rendah / saat untuk sujud dan ruku, tidak begitu jelas melihat objek disekitarnya, demam, lemas, bila diraba pasien mengatakan nyeri pada mata yang sakit, sejak satu hari yang lalu. Mata yang kanan terlihat lebih menonjol dan membesar. Hasil cek laboratorium leukositnya meningkat = 17.000 Hb 12 mg/dl. Pada saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 120 mm/Hg, RR 24x/ menit, S 38 C, HR 90 x/ menit. Pasien mengalami peningkatan tekana intra okuli 25 mmHg diagnosa sementara pasien menderita glaukoma.
2.   Riwayat Kesehatan Dahulu
     Pasien mempunyai riwayat penyakit Diabetes Melitus.         
3.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien  yaitu ayah dari klien mempunyai riwayat penyakit glaukoma.

d.      Pola pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
1.      Pola Oksigenasi
Sebelum sakit                 : Pasien bernapas dengan normal. Tidak merasa sesak napas.

Saat di kaji                     : Pasien  tidak tidak sesak napas dengan RR 24 x/ mnt
2.   Pola Nutrisi                
Sebelum sakit                 : Pasien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk
                                                Pasien minum 5 gelas/ hari air putih/ air teh dan kadang-kadang susu

Saat dikaji                      : Pasien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lauk
                                                Pasien minum 5 gelas/ hari air putih/ air teh dan kadang-kadang susu. Nafsu makan pasien tidak menurun

3.   Pola Eliminasi
   Sebelum sakit                 :  Pasien BAB 3 hari sekali berwarna kuning dan lembek
                                                   Pasien BAK 4 x sehari berwarna kuning dan jernih

Saat dikaji                         :  Pasien BAB 3 hari sekali berwarna kuning dan lembek
                                          Pasien BAK 4 x sehari berwarna kuning dan jernih



4.      Pola Aktivitas
Sebelum sakit              : Pasien dapat beraktivitas tanpa bantuan orang lain

Saat dikaji                   : Pasien mengalami kesulitan dalam beraktifitas, pasien tidak bisa melihat dengan jelas objek disekitarnya.

5.      Pola istirahat
Sebelum sakit              : Pasien tidur 7-8 jam sehari tanpa keluhan pada malam hari

Saat dikaji                   : Pasien tidur 5-7 jam di malam hari dan kadang-kadang terbangun.
6.      Personal hygine          
Sebelum sakit              : Pasien mandi 2x sehari menggunakan sabun, keramas 3 hari sekali menggunakan sampo dan menggosok gigi, memotong kuku 1 minggu sekali

Saat dikaji                   : Pasien mandi 2x sehari menggunakan sabun, keramas 3 hari sekali menggunakan sampo dan menggosok gigi, memotong kuku 1 minggu sekali
7.      Rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit              : Pasien merasa nyaman tinggal bersama keluarga dan mampu bekerja sama

Saat dikaji                   : Pasien merasa nyeri pada mata sebelah kanan, sehingga rasa aman dan nyaman terganggu.
8.      Mempertahankan temperature
Sebelum sakit              : Pasien menggunakan jaket dan selimut jika dingin dan memakai pakaian yang tipis jika merasa panas

Saat dikaji                   : Pasien tidak merasa panas/ demam dengan suhu norml 370 C, tidak terlihat menggigil
9.      Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit              : Pasien dapat memakai pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain, pasien ganti baju 2x sehari setelah mandi

Saat dikaji                   : Pasien dapat memakai pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain, pasien ganti baju 2x sehari setelah mandi

10.  Kebutuhan Berkomunikasi
Sebelum sakit              : Pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa Jawa

Saat dikaji                   : Pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan bahasa Jawa

11.  Kebutuhan Kerja
Sebelum Sakit             : Pasien dapat memenuhi kebutuhan   keluarganya.
Saat dikaji                   : Pasien dapat memenuhi kebutuhan   keluarganya.

12.  Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit              : Pasien berekreasi pada hari raya  dan hari libur bersama keluarga dan pasien menikmatinya.
Saat dikaji                   : Pasien berekreasi pada hari raya  dan hari libur bersama keluarga dan pasien menikmatinya.

13.  Kebutuhan belajar
Sebelum sakit              : Pasien mengetahui penyakitnya dari TV  dan Koran, dan tenaga medis.
Saat dikaji                   : Pasien mengetahui penyakitnya dari dokter dan tenaga medis lainnya.
14.  Kebutuhan Spiritual
Sebelum Sakit             : Pasien dapat menjalankan sholat lima waktu berjamaah bersama-sama keluarganya.
Saat dikaji                   : Pasien dapat menjalankan sholat lima waktu berjamaah bersama-sama keluarganya.


2.      DATA OBYEKTIF
a.       Pemeriksaan umum
1.      Keadaan umum (KU) :
·         Sedang        
2.      Kesadaran: Compos mentis
3.      TD          : 120/70 mmHg
4.      HR         : 90 x / mnt
5.      S             : 380 C
6.      RR          : 24 x / mnt
b.      Pemeriksaan Fisik
1.      Kepala       : Bentuk mesocephal
2.      Muka         : paralyis, bentuk simetris
3.      Mata          : terjadi gangguan penglihatan, pupil melebar, lensa menjadi keruh, terjadi udema kornea konjungtiva bulbi kemotik
4.      Telinga      : bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
5.      Hidung      : penciuman  baik, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
6.      Mulut        :  tidak ada gangguan pengecapan
7.      Leher         : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe
8.      Dada         : bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan.
9.      Ekstremitas : atas  :  Tangan kiri dan kanan dapat bergerak dengan baik     
                         Bawah :  kaki kanan dan kiri  dapat    bergerak dengan baik.
10. Integumen : turgor kulit baik, tidak ada luka
11. Genetalia   : Tidak terdapat incontinensia atau retensio urine

3.      DATA PENUNJANG
Hasil cek laboratorium leukositnya meningkat = 17.000 Hb 12 mg/dl

4.      TERAPI TOBAT
Terapi yang diberikan Miotik tiap menit 1 tetes selama 5 menit kemudian 1 tetes tiap jam selama 6 jam, Carbonic anhidrase inhibitor/ azetazolamid @ 250 mg tab sekaligus kemudian tiap 4 jam 1 tab sampai 24 jam, Morfin 10 mg inj.










5.      PATHWAY GLAUKOMA
Usia >  40 th
DM
Kortikosteroid jangka panjang
Miopia
Trauma mata








 



                                 Obstruksi jaringan                                  peningkatan tekanan
                                  Trabekuler                                                               Vitreus


 



                              Hambatan pengaliran                    pergerakan iris kedepan
                              Cairan humor aqueous








Nyeri
 
 




                                  TIO meningkat          Glaukoma              TIO Meningkat


 




                                  Gangguan saraf optik                                             tindakan operasi

















Anxietas
 

Kurang pengetahuan
 

Gangguan persepsi sensori penglihatan
 

 




                                  Perubahan penglihatan
                                          Perifer


 




                                          Kebutaan



ANALISA DATA
No
Tgl/Waktu
Data Fokus
Pathway
Problem
Etiologi
Paraf
1
29 Desember 2010
Jam 08.00 WIB
Ds   : Pasien mengatakan nyeri pada mata bagian kanan “ cenut-cenut”.
Do   : Pasien terlihat menahan rasa nyeri, lemah, mata yang kanan terlihat lebih besar dan menonjol dari pada yang kiri, TIO 25mmHg, leukosit meningkat 17000
P : Nyeri dating ketika pada saat kepala lebih rendah ,saat sujud dan ruku
Q : Nyeri terasa cenud-cenud
R : Nyeri terasa pada mata kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri terasa sering/ 5 menit sekali












Peningkatan intra okuli


 


Reseptor saraf nyeri bebas
(nociseptor)


 

Melalui senyawa kimia (histamine dan prostatglandin) ke otak


 

Nyeri diterjemahkan ke otak
Nyeri
peningkatan TIO


2.
29 Desember 2010
Jam 10.00
Ds   : Pasien mengatakan tidak begitu jelas melihat objek disekitarnya, mata silau jika melihat cahaya 3 hari yang lalu
Do  : TIO 25 mmHg, mata yang kanan terlihat lebih menonjol dan besar dari pada yang kiri
Oedema pada struktur mata


 


Penurunan fungsi pada struktur mata


 


Reaksi menerima cahaya oleh pupil menurun


 


Bayangan objek tidak dapat diterima retina


Saraf Visual mata tidakbisa menerima byangan objek


 


Tidak ada terjemahan sesuai visual diotak


Ganggauan persepsi sensori visual
Gangguan persepsi sensori penglihatan
Oedema pada struktur visual mata

3.
29 Desember 2010
Jam 10.00 WIB
DS : Pasien mengatakan demam dan lemas

DS :
S: 380C
Cek Laboratorium :
HB : 12 mg/dl
WBC ; 17x103Ul
TD : 120 mmHg
RR : 24 x/menit
N : 90x/menit

Infeksi jaringan mata


 


Penuruna aliran darah ke mata
 


Mempengaruhi fungsi otak dalam mengatur metabolism mata
 


Difusi ion kalium dan natrium
 

Pelepasan muatan listrik diotak tidak terkendali


 


Hipertermi


 


Penurunan aliran darah kemata


 


Mempengaruhi fungsi
Hipertermi
Infeksi jaringan mata

4.
29 Desember 2010
Jam 10.00 WIB
DS :
·         Pasien mengatakan nyeri dibagian mata kanan terasa cenut-cenut
·         Pasien mengataka lemas dan deemam
DO :
·         TD : 120 mmHg
·         RR : 24x/menit
·         HR : 90x/menit


Intoleransi aktifitas
Kelemahan Otot


6.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

 a.   Nyeri b/d peningkatan TIO
b. Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif
c. Hipertermi b/d Infeksi jaringan mata
d. Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan  otot





















7.      PERENCANAAN
No
Dx
Kriteria Hasil
(SMART)
Intervensi
NIC
Rasional
Paraf
1
Nyeri b/d peningkatan TIO

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan rasa nyeri pada mata pasien berkurang  dengan KH:
-    Keadaan umum dan TTV Normal
    - pasien      mendemonstrasikan pengetahuan akan penilaian pengontrolan nyeri
- pasien mengatakan nyeri berkurang/hilang
- ekspresi wajah rileks
-       Tidak gelisah dan tidak susah tidur karena gangguan rasa nyeri                             
1.    Memantau Keadaan umum pasien dan TTV
2.    Kaji tingkat nyeri




3.    Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler
4.     Berikan lingkungan gelap dan terang


5.     Berikan analgesic yang di resepkan dan evaluasi
keefektifanya
6.      Anjurkan untuk banyak istirahat
7.      Ajarkan relaksasi dan distraksi
8.      Beri obat marfin dengan kolaborasi dengan dokter
1.     Mengetahui tingkat kesadaran dan kondisi tubuh
2.     Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi
selanjutnya
3.  tekanan pada mata meningkat bila tubuh datar
4.    stress dan sinar menimbulkan TIO yang mencetuskan nyeri

5.    untuk mengontrol nyeri, nyeri berat menentukan menuver
 valasava, menimbulkan TIO
6.      Untuk menurunkan tekanan intra okuli
7.      Menciptakan rasa aman dan mengurangi rasa nyeri pada mata
8.      Pemberian onbat sesuat prosedur


2
Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan penglihatan yang optimal    dengan KH:
   -  Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
    -  Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
                             

1.       Pastikan derajat atau tipe penglihatan
2.      Dorong pasien mengekspresikan parasaan tentang kehilangan
penglihatan
3.      Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis
4.      Lakukan kegiatan/ tindakan  untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh: atur perabot, kurangi kekacauan, perbaiki sinar suram, dan masalah penglihatan malam
5.      Kolaborasi pemberian asetazolamid (diamox)
1.    Mempengaruhi harapan masa depan pasien
2.   Pasien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman
kehilangan penglihatan sebagian atau total
3. mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut
4.   menurunkan bahaya   keamanan sehubungan dengan perubahan
lapang pandang
5.        menurunkan laju produksi akueus humor





3

Hipertermia b/d infeksi jaringan mata
Setelah dilakukan tinadakan keperawatan selama 2x24 jamdiharapkan pasien dalam rentan yang normal dengan KH :
1.      Keadaan Umum Baik
2.      Suhu badan dalam ambang yang normal (36- 37,2)
1.      Memantau keadaan umum pasien  dan TTV
2.      Memonitor Hasil Laboratorium
3.      Mengkompres dengan air hangat
Berkolaborasi dengan ahli gizi dan dokter
1.      Mengetahui  kesadaran dan kondisi tubuh dalam keadaan normal atau tidak
2.      Mengetahui hasil laboratorium terkait penyebab hipertermi
3.      Untuk memberikan efek suhu badan turun
4.      Untuk mengetahui status gizi daan terapi obatnya

4.
Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan Otot
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam diharapkan pasien
1.      Kaji respon emosi, social dan spiritual
2.      Pantau TTV
3.      Pantau asupan Nutrisi
4.      Pantau respon oksigen pasien
5.      Ajarkan relaksasi dan Distraksi
Berkolaborasi dengan ahli gizi dan dokter
Mengetahui tingkat emosi,social dan spiritual












6.      PELAKSANAAN
No
Dx
Implementasi
Paraf

1

Nyeri b/d peningkatan TIO

1.       Memonitor KU dan TTV
2.       Mengkaji tingkat nyeri
3.       Mempertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler
4.     Memberikan lingkungan gelap dan terang
5.     Memberikan analgesic yang di resepkan dan mengevaluasi
keefektifanya



2





Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif

1.    Memastikan derajat atau tipe penglihatan
2.     Mendorong pasien mengekspresikan parasaan tentang kehilangan
penglihatan
3.     Menunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis
4.     Melakukan sesuatu  tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh: mengatur perabot, mengurangi kekacauan, memperbaiki sinar suram, dan masalah penglihatan malam
5.    Mengkolaborasi pemberian asetazolamid (diamox)




3.       
Hipertermi b/d Infeksi jaringan mata.
  1. Memonitor keadaan umum pasien  dan TTV
  2. Memonitor Hasil Laboratorium
  3. Mengkompres dengan air hangat
  4. Berkolaborasi dengan ahli gizi dan dokter

4.
Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan otot
1.      Mengkaji respon emosi,social dan spiritual
2.      Memantau TTV
3.      Memantau asupan Nutrisi
4.      Memantau respon oksigen pasien
5.      Mengajarkan relaksasi dan Distraksi
6.      Berkolaborasi dengan ahli gizi dan dokter
























6.     EVALUASI
No
Dx
Evaluasi
Paraf
1
Nyeri b/d peningkatan TIO

S : Pasien mengatakan nyeri  berkurang
O : Skala nyeri pasien 5
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
·           Kaji tingkat nyeri
·           Pertahankan tirah baring ketat pada posisi semi fowler
·           Berikan lingkungan gelap dan terang
·           Berikan analgesic yang di resepkan dan mengevaluasi
keefektifanya


2
Gangguan persepsi sensori penglihatan b/d gangguan penerimaan; gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif

S : Pasien mengatakan tidak begitu jelas saat melihat objek disekitarnya
O :
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.    Menunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan,
mengikuti jadwal, tidak salah dosis
2.    Melakukan sesuatu tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh: mengatur perabot, mengurangi kekacauan, memperbaiki sinar suram, dan masalah penglihatan malam
3.    Mengkolaborasi pemberian asetazolamid (diamox)

3
Hipertermi b/d Infeksi jaringan mata
S : Pasien mengatakan demam dan lemas
O : Pasien terlihat lemas dan teraba hangat
A :Masalah teratasi sebagian
P :Lanjutkan Intervensi
1.      Memonitor keadaan umum pasien  dan TTV
2.      Memonitor Hasil Laboratorium\
3.      Mengkompres dengan air hangat

4
Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan  otot
S :
  • Pasien mengatakan nyeri dibagian mata kanan terasa cenut-cenut
  • Pasien mengataka lemas dan deemam
O :
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.      Mengkaji respon emosi,social dan spiritual
2.      Memantau TTV
3.      Memantau asupan Nutrisi
4.      Memantau respon oksigen pasien
5.      Mengajarkan relaksasi dan Distraksi




1 komentar: